Berita / Riau / Pekanbaru

Disketapang, Pemuri dan Sang Hyang Seri Panen Perdana Jagung Hibrida Pipil di Okura

Disketapang, Pemuri dan Sang Hyang Seri Panen Perdana Jagung Hibrida Pipil di Okura

Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Ismail S.Pi dan Ketua Pemuri Ade Daulay saat menunjukkan hasil panen perdana jagung hibrida pipil di Okura, Rumbai Pesisir.

Ayobaca.id, Pekanbaru - Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru bersama Petani Muda Riau serta Perwakilan perusahaan BUMN PT Sang Hyang Seri, Kamis (9/2/2023) melakukan panen perdana jagung hibrida pipil di daerah Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru.

Panen perdana ini sekaligus juga menjadi momentum untuk bisa memproduksi lebih banyak lagi jagung pipil  dari petani-petani di Kota Pekanbaru.

Pelaksanaan panen perdana ini dilakukan secara simbolis dengan pemotongan tongkol jagung untuk kebutuhan pakan ternak tersebut oleh para stake holder di atas lahan seluas 2x1000 meter yang menjadi percontohan penanaman jagung pipil.

''Kami sangat bergembira, karena, panen ini bisa dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan waktu tanam. Alhamdulillah, dalam 110 hari, jagung yang kita tanam ini  ternyata bisa berhasil,'' ungkap Ketua Petani Muda Riau, Ade Daulay disela-sela panen. 

Dia juga menjelaskan, untuk jagung hibrida yang dipanen ini adalah varietas Nasa dan JH45. Tanam perdana ini adalah demplot yang tujuannya untuk memastikan apakah jenis tanaman ini cocok di tanam di Pekanbaru. ''Ternyata bisa,''ungkap dia.

Saat ini, sebut dia, pihaknya memang belum bisa menghitung berapa tonase panen yang dihasilkan, karena masih dalam proses, namun, bila hasilnya positif dan menguntungkan, pihaknya akan mengajak petani muda Riau lainnya untuk menanam jagung hibrida ini.

Dijelaskan dia, jagung hibrida pipil ini, peruntukannya memang dikhususnya untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. 

''Selama ini kita di Pekanbaru kan masih kekurangan, jadi potensinya besar, itu yang coba kita terobos untuk jangka panjang. Sejauh ini, hasilnya cukup baik,'' ungkap dia sembari memanen jagung yang sudah siap panen.

Sebenarnya, lanjut Ade, pasar untuk jagung pipil ini juga tak hanya untuk lokal, namun juga untuk daerah-daerah yang menjadi sentra pertanian dan peternakan. ''Jadi peluangnya untuk menjadi kekuatan ekonomi sangat besar,''lanjutnya.

Memang, sambung Ade, untuk bisa memenuhi nilai keekonomisan, idealnya luas lahan yang digunakan untuk bercocok tanam jagung hibrida ini  berkisar 2 hektare. 

Dengan asumsi harga jual kering berkisar Rp4.000-an per kilogram dan produksi ideal berkisar 5-6 ton per hektare, maka nilai ekonomi yang bisa diperoleh berkisar Rp45 juta dengan margin keuntungan berkisar Rp25 juta dalam waktu 3 bulan 10 hari. 

''Cukup lumayanlah, dan punya nilai ekonomi,'' kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru Ir Hj El Syabrina MP, melalui Kabid  Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Ismail S.Pi  mengungkapkan, Petani Muda  Riau (Pemuri) adalah binaan dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru.

Kelompok ini tak hanya fokus pada penanaman jagung hibrida, namun juga berbagai komoditas pertanian pangan, termasuk sayuran, cabai dan buah-buahan.

''Kita sangat mensupport upaya Pemuri yang terus berkreasi untuk bisa mendukung kemandiran pangan yang saat ini, tentunya imbasnya sangat terasa ketika harga-harga komoditas mengalami kenaikan. Termasuklah untuk komoditas gajung hibrida ini,'' ungkap Ismail.

Jagung hibrida ini permintaannya juga sangat tinggi saat ini, sementara produksinya terbatas. ''Untuk mendukung kebutuhan pakan ternak seperti unggas dan ayam di Pekanbaru saja masih kekurangan. Karena itulah, kita berterima kasih untuk sinergi Pemuri dan Sang Hyang Seri yang melakukan uji coba sekaligus panen perdana jagung hibrida ini. Harapannya ini juga bisa menstimulasi petani lain untuk memaksimalkan potensi lahan yang tersedia,'' jelas Ismail.

Selain itu, mengingat Pemuri juga tak hanya bergerak di sektor pertanian, namun juga diintegrasikan dengan ternak, seperti ayam dan kambing,  maka ke depannya,  budi daya jagung hibrida ini juga bisa mensuplai kebutuhan pakan ternak  unggas sendiri, jadi tak lagi harus membeli dan bisa menekan biaya produksi.

Selain itu tentu saja, karena diproduksi lokal, maka harapannya harga pakan ternak yang dijual oleh Pemuri nantinya juga bisa lebih murah, karena sudah memutus beberapa rantai distribusi bila harus didatangkan dari luar daerah, apalagi bila diimpor. 

Program-program pertanian terintegrasi dengan pola kolaborasi bersama BUMN seperti Sang Hyang Seri  ini, sebut Ismail, sangat baik, apalagi mengingat, saat ini Presiden Joko Widodo sangat intens untuk bisa memanfaatkan produk dalam negeri, salah satunnya adalah pakan ternak. 

''Disketapang, sebut Ismail, sangat mengapresiasi upaya-upaya seperti ini dan tentunya sembari berharap, akan ada lebih banyak lagi petani-petani yang bercocok tanam jagung hibrida ini,'' kata dia.

Sementara itu, Asisten Manager Pemasaran Sang Hyang Seri Wilayah Riau, Suparmin mengungkapkan, dalam uji coba penanaman jagung hibrida ini, Sang Hyang Seri mensuplai kebutuhan bibit, pupuk juga obat-obatan.

''Program ini kita laksanakan di dua daerah, yakni di Pekanbaru dan Kampar. Pekanbaru ini yang kita lihat hasilnya, ternyata bisa dan produksinya sesuai harapan. Di Kampar pun kita berharap bisa baik,'' jelas dia.

Dengan keberhasilan panen perdana ini, Suparmin menegaskan komitmen dari Sang Hyang Seri untuk memasarkan produk jagung hibrida ini di wilayah Riau.

''Kita akan terus bersinergi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan  untuk bisa memasarkan lebih luas lagi jagung hibrida, termasuk kebutuhan pupuk juga obat-obatan.Harapan kita, Riau bisa berswasembada untuk pakan ternak ini,'' singkat dia.(*)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :