Berita / Legislatif /

DPRD Riau Minta Pemerintah Sosialisasikan Kenaikan Gas Elpiji Non Subsidi

DPRD Riau Minta Pemerintah Sosialisasikan Kenaikan Gas Elpiji Non Subsidi

Wakil Ketua DPRD Riau, Syafaruddin Poti | Foto : Fauzan/Ayobaca

Ayobaca.id, Pekanbaru - Wakil Ketua DPRD Riau, Syafaruddin Poti, meminta Pemprov Riau dan pemerintah kabupaten/kota untuk turut mensosialisasikan kenaikan gas elpiji non subsidi kepada masyarakat.

Menurutnya, banyak masayarakat yang terkejut dengan kenaikan tersebut dan karena kurangnya sosialisasi.

"Maka kita minta dinas terkait sosialisasikan hal ini ke masyarakat karena itu salah satu kebutuhan primer sekarang. Rata-rata masyarakat sudah memakai gas elpiji untuk memasak," kata Syafaruddin Poti, dihubungi ayobaca.id, Sabtu (15/1/2022).

Poti juga meminta pemerintah memastikan bahwa kenaikan harga gas elpiji non subsidi benar-benar dari standar harga Pertamina. Dengan demikian, pemerintah bisa membandingkan harga dengan provinsi tetangga.

"Sehingga bisa tahu naiknya di Riau berapa dan secara keseluruhan bagaimana kenaikan harganya. Kita tahu kabarnya naik, tapi sampai sekarang masyarakat dibiarkan saja begitu. Tidak ada sosialisasi," tukasnya.

Diberitakan ayobaca.id sebelumnya, PT Pertamina (Persero) telah menaikkan harga LPG non subsidi mulai 25 Desember 2021 kemarin. Besaran penyesuaian harga LPG non subsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5% berkisar antara Rp 1.600 - Rp 2.600 per Kg.

Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting memastikan, harga gas melon tetap sama dengan harga eceran tertinggi (HET). Saat ini, harga HET gas melon di pasaran sebesar Rp 16.000.

"LPG subsidi 3 Kg yang secara konsumsi nasional mencapai 92.5% tidak mengalami penyesuaian harga, tetap mengacu kepada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah," ujar Irto.

Sebelumnya, Irto menuturkan, kenaikan harga LPG non subsidi ini disebabkan harga LPG dunia yang terus naik.

Tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG terus meningkat sepanjang tahun 2021, di mana pada November 2021 mencapai USD 847 per metrik ton, harga tertinggi sejak tahun 2014 atau meningkat 57% sejak Januari 2021

"Penyesuaian harga LPG non subsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74% lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu," jelas dia.

Namun demikian, Irto memastikan, harga LPG Pertamina masih kompetitif yakni sekitar Rp 11.500/Kg per 3 November dibandingkan Vietnam sekitar Rp 23.000/Kg, Filipina sekitar Rp 26.000/Kg, dan Singapura sekitar Rp 31.000/Kg. (Fzn)


Komentar Via Facebook :