Berita / Nasional /

Pimpin Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Begini Arahan Mendagri

Pimpin Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Begini Arahan Mendagri

Ayobaca.id, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian kembali memimpin rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi daearah bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan Pemerintah Daerah (Pemda) se Indonesia secara virtual, disiarkan langsung melalui YouTube Kemendagri, Senin (4/11/24). 

Dalam rakor tersebut, Mendagri mengingatkan semua Pemda danTPID untuk terus berhati-hati dan terus berupaya agar inflasi terkendali di wilayah masing-masing. 

"Terima kasih untuk kerja sama semua pihak. Kalau masuk kategori tinggi (daerah yang tinggi inlfasinya) tolong segera mengambil langkah untuk rapat koordinasi internal di daerah," ucapnya.

Tito Karnavian menyampaikan, apresiasi dan ucapan terima kasih kepada kepala daerah dan TPID yang mampu mengendalikan inflasi di wilayahnya. 

Namun, untuk daerah yang termasuk kategori tinggi, Mendagri mengimbau agar segera melakukan langkah antisipasi supaya angka inflasi tidak semakin melonjak. 

"Komoditas yang perlu diwaspadai penyumbang inflasi yaitu emas, daging ayam ras, bawang merah dan tomat," ujarnya. 

Tito Karnavian melanjutkan, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Oktober 2024, ada beberapa daerah dengan tingkat inflasinya tinggi dan ada pula yang rendah. 

Jelas dia, 10 provinsi tertinggi inflasinya saat ini yaitu Provinsi Papua Tengah 4,18 persen, Papua Pegunungan 2,85 persen, Sulawesi Utara 2,58 persen, Bali 2,51 persen, Kepri 2,31 persen.

Selanjutnya Maluku Utara 2,20 persen, Kalimantan Utara 2,20 persen, Maluku 2,13 persen, Papua Barat 2,05 persen, Papua Barat Daya 2,00 persen. 

Sedangkan 10 provinsi terendah yaitu NTB 1,44 persen, Bengkulu 1,34 persen, Papua Selatan 1,28 persen, NTT 1,13 persen, Papua 1,10 persen.

Berikutnya, Sumatera Selatan 1,09 persen, Kalimantan Tengah 1,03 persen, Gorontalo 0,81 persen, Sulawesi Utara 0,71 persen, Bangka Belitung 0,22 persen. 

"Daerah yang tinggi inflasinya tolong hati-hati. Inflasi Indonesia peringkat 57 dari 186 negara di dunia, sedangkan untuk inflasi Indonesia peringkat 9 dari 24 negara G20, dan inflasi di Indonesia peringkat 5 dari 11 negara ASEAN," ujarnya. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan bagaimana Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu di bulan Oktober lalu. 

Amalia Adininggar Widyasanti menerangkan, minggu keempat Oktober 2024, komoditas yang mengalami kenaikan bawang merah di 272 daerah kabupaten/kota, daging ras di 186 daerah kabupaten/kota, serta minyak goreng di 170 daerah kabupaten/kota.

Sedangkan untuk minggu kelima Oktober 2024, komoditas yang mengalami kenaikan adalah bawang merah di 286 daerah kabupaten/kota, daging ayam ras di 201 daerah kabupaten/kota, minyak goreng di 178 daerah kabupaten/kota.

"Emas perhiasan jadi penyumbang utama inflasi Oktober 2024 ini," kata dia. 

Plt Kepala BPS ini mengungkapkan, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi sejak Agustus 2023, kelompok ini menjadi kelompok utama penyumbang inflasi Oktober 2024 dengan inflasi sebesar 0,94 persen dan andil inlfasi 0,06 persen. 

Lalu sebutnya, komoditas emas perhiasan sebagai salah satu komoditas kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, menjadi komoditas utama penyumbang inflasi Oktober 2024 dengan andil inflasi 0,06 persen. 

"Secara historis komoditas emas perhiasan mengalami deflasi lima kali di tahun 2022, serta deflasi tiga kali di tahun 2023. Namun sejak September 2023, komoditas emas perhiasan terus mengalami inflasi hingga Oktober 2024 atau setara dengan 14 bulan terakhir," tutupnya. (*)


Komentar Via Facebook :