Berita / Ekbis /

Inilah Harga Komoditas Strategis yang Perlu Diwaspadai Saat Akhir Tahun 2022

Inilah Harga Komoditas Strategis yang Perlu Diwaspadai Saat Akhir Tahun 2022

Ayobaca.id, Pekanbaru - Pada minggu terakhir bulan Desember tahun 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) memantau perubahan harga yang terjadi khususnya untuk 20 komoditas strategis.

Demikian disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi Barang dan Jasa BPS, Setianto saat mengikuti Rakor pengendalian Inflasi daerah di Kantor Gubernur Riau, Senin (26/12/2022) di Pekanbaru.

"Jika dilihat tren perkembangan harga di minggu-minggu terakhir [Desember 2022] mendekati tahun baru, biasanya beberapa harga komoditas strategis ini mengalami peningkatan," kata Setianto,

Dikatakan dia, sejumlah komoditas yang mengalami peningkatan relatif tinggi yaitu telur ayam ras, beras, cabai rawit, daging ayam ras dan cabai merah turut mengalami kenaikan angka secara kumulatif.

Untuk komoditi telur ayam ras mengalami tren kenaikan secara kumulatif sebanyak 4,4 persen.

"Pada 22 November lalu, telur ayam ras ini masih diharga Rp29.000 per kg. Akan tetapi, pada Jumat kemarin per 22 Desember harganya sudah lebih dari Rp30.000 per-papannya," ujarnya.

Sedangkan, untuk harga beras di akhir minggu pada Desember 2022 ini juga mengalami kenaikan. Secara kumulatif naik sebesar 2,2 persen per kilogram, dari harga rata rata Rp11.000  menjadi Rp 11.500 per kilogram.

"Cabai rawit pada minggu terakhir Desember ini mengalami kenaikan secara kumulatif sebesar 15,5 persen," tambah Setianto.

Sementara, untuk daging ayam ras mengalami peningkatan secara kumulatif sebesar 5,7 persen dengan harga rata rata diawal November sebesar Rp34.000 an, menjadi Rp36.000 perkilogram.

"Saat ini, cabai merah juga mengalami peningkatan secara kumulatif yaitu sebesar 7,5 persen," ungkapnya.

Dijelaskan Setianto, dari 20 komoditas data yang diperoleh, ada 10 Kabupaten dengan indeks harga yang tertinggi di bulan Desember ini.

Dengan begitu, akan berpotensi sebagai penyumbang inflasi yaitu di Kabupaten Karo, Asahan, Bengkalis,  Muaro Jambi, Solok, Mesuji, Buleleng, Luwu, gorontalo dan Merauke.

"Kabupaten/kota ini menyumbang IPH tertinggi di bulan Desember dan bisa menjadi pantauan kita terkait dengan inflasi kita di akhir bulan Desember," jelas Setianto.

Ia juga menyampaikan bahwa, kabupaten/kota yang berpotensi akan menyumbang andil inflasi selama semakin lama semakin banyak.

"Minggu pertama sebesar tiga persen kabupaten/kota yang kita pantau akan berpotensi untuk menyumbang inflasi, di minggu kedua sedikit lebih rendah. Namun, di minggu ke-4 ini semakin banyak kabupaten kota yang berpotensi akan menyumbang andil inflasi di bulan Desember," katanya.

"Masih ada waktu beberapa hari menjelang akhir tahun, tentu ini kesempatan kita untuk terus memantau harga-harga sehingga pada 31 Desember nanti kita harapkan harga-harga pangan khususnya untuk 20 kabupaten/kota yang kita pantau bisa kita kendalikan dengan baik," sebut Setianto.

Menanggapi hal tersebut, Mendagri Tito Karnavian menyatakan, bahwasa yang perlu diwaspadai bersama, ada empat komoditas yaitu telur ayam ras, beras, cabe rawit, dan daging ayam.

"Telur ayam ras mengalami peningkatan sebesar 4,4 persen, di mana kenaikan utamanya di Jawa dan Sumatera," ujar Mendagri Tito Karnavian.

"Beras juga agak naik menjadi 2,2 persen, meskipun rendah dibanding yang lain, tapi beras ini menjadi komoditas utama, makanan pokok. Jika naik berapa ratus rupiah saja, itu berpengaruhnya besar secara kuantitas bagi masyarakat," tambahnya.

Kemudian, ia menyampaikan, cabai rawit juga mengalami peningkatan sebesar 15,5 persen terutama di Jawa, Sumatera bagian tengah dan Sumatera bagian Selatan. Selanjutnya, daging ayam beras naik 5,7 persen terutama di Sumatra Utara, Sumatra bagian tengah, dan Sumatra Barat. 

"Mudah-mudahan ini terjadinya karena kenaikan demand bukan karena kita tidak bekerja. Kita perlu hati-hati karena semakin bertambah daerah penyumbang inflasi maka angka inflasi ini akan meningkat," tandasnya. (*)


Komentar Via Facebook :